Berikut ini contoh pilihan kata konotatif yang terdapat dalam puisi Diponegoro karya Chairil Anwar (maknanya: pada masa penjajahan yang terjadi pada tahun 1943, muncul sosok pemimpin seperti Pangeran Diponegoro yang berani membela tanah airnya. Disini digambarkan bahwa munculnya sosok seperti Pangeran Diponegoro ini adalah satu dari sekian
Chairil Anwar merupakan salah satu penyair tersohor yang ada di Indonesia. Bahkan, hingga saat ini karya-karyanya masih tetap eksis di dunia syair. Ada banyak sekali puisi Chairil Anwar yang ada, mulai dari puisi bertemakan persahabatan, perjuangan dan bahkan cinta.
Salah satu puisi Chairil Anwar yang tidak asing di telinga kita adalah Diponegoro, Dalam puisi ini, kata-kata Diponegoro bersatu dengan Chairil Anwar Dua kepahlawanan berpadu, melampaui batas waktu dan ruang Mereka menginspirasi, mengajak kita untuk bangkit Menghadapi penindasan, melawan keterbelakangan.
TRIBUNJATENG.COM - Berikut puisi Diponegoro Chairil Anwar: Diponegoro. Di masa pembangunan ini. Tuan hidup kembali. Dan bara kagum menjadi api. Di depan sekali tuan menanti. Tak genta.
Puisi 1. Merdeka. Aku mau bebas dari segala. Merdeka. Juga dari Ida. Pernah. Aku percaya pada sumpah dan cinta. Menjadi sumsum dan darah. Seharian kukunyah kumamah. Sedang meradang. Segala kurenggut. Ikut bayang. Tapi kini. Hidupku terlalu tenang. Selama tidak antara badai. Kalah menang. Ah! Jiwa yang menggapai-gapai.
YtJMLG.